Thursday 11 February 2016

SEMINAR KEPERAWATAN 5 MARET 2016

SEMINAR KEPERAWATAN JIWA anxiety disorder

SEMINAR KEPERAWATAN
UP DATE ANXIETY DISORDER : DETEKSI DINI DAN PENATALAKSANAANNYA

A.     LATAR BELAKANG
Masalah sosial dan tekanan hidup yang dihadapi masyarakat saat ini semakin berat dan kompleks, Menyikapi situasi dan kondisi tersebut menimbulkan pola, prilaku dan fenomena di masyarakat yang terkadang memerlukan perhatian dan bantuan pihak-pihak profesional. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tayangan media yang menggambarkan situasi masyarakat yang mengalami tekanan sehingga menimbulkan stress, depresi dan gangguan kecemasan.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, sekitar 16 juta orang atau 6% dari populasi penduduk Indonesia mengalami gangguan mental emosional.
Masalah gangguan kecemasan atau anxiety merupakan salah satu gangguan mental emosional yang sering dianggap sebagai masalah biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Pakar kesehatan jiwa yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Presiden ASEAN Federation for Psychiatry and Mental Health (AFPMH) dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ (K) mengatakan, gejala gangguan cemas banyak dialami oleh manusia zaman sekarang, banyak di antara kita yang mengalami masalah kecemasan. 
Lingkungan yang dinamis, gaya hidup kaum urban yang serba
cepat, dan masalah pemanasan global merupakan sebagian hal umum yang biasa memicu seseorang cemas.
Hal ini belum ditambah dengan kondisi spesifik yang berkaitan dengan orang tersebut. Faktor genetik bawaan, kepribadian seseorang, dan kondisi lingkungannya adalah hal-hal terkait munculnya gangguan jiwa pada seseorang, termasuk kecemasan,
Kecemasan merupakan suatu masalah yang berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala sistem saraf otonom di dalam tubuh yang biasanya ditandai dengan dua komponen gejala yaitu gejala fisik dan gejala psikologis. Gejala fisik biasanya ditimbulkan oleh tubuh, seperti jantung berdebar, diare, pusing, berkeringat dingin, sesak napas, mual, dan lainnya. 

Sementara gejala psikologis, seperti kecemasan tentang masa depan, seseorang khawatir bernasib buruk, gelisah, sulit berkonsentrasi, waswas, gugup, atau ketakutan. Dalam praktik sehari-hari, beberapa diagnosis gangguan cemas yang sering ditemukan, di antaranya gangguan cemas menyeluruh, gangguan cemas panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pascatrauma, fobia sosial, dan fobia spesifik
.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, gejala cemas pada depresi dapat meningkatkan kemungkinan bunuh diri, berkurangnya kemampuan fungsional di pekerjaan, respon yang kurang baik dari terapinya, adanya gejala-gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Oleh karena itu, jika kecemasan tidak ditangani dengan baik, dapat berakibat depresi atau gangguan jiwa lainnya. Dengan pengendalian kecemasan yang baik, tingkat produktivitas seseorang pun dapat terjaga. Gangguan seperti cemas lebih menghampiri kepada orang yang perfeksionis, orang seperti ini cenderung tegang dan harus selalu belajar mengendalikan diri. Menurut dia, kasus-kasus gangguan jiwa seperti cemas dan depresi bisa disembuhkan, tapi pasien kerap menunggu terlalu lama untuk datang ke pelayanan kedokteran jiwa karena merasa malu atau karena keluhan dominannya adalah gejala fisik.
Terapi pada praktik psikiatri bisa dengan menggunakan obat atau farmakologi dan dengan tanpa obat dengan cara psikoterapi, kombinasi dari terapi psikofarmakologi dan psikoterapi dapat diterapkan bersamaan kepada pasien masalah gangguan jiwa. 
Selain terapi menggunakan obat, tentunya beberapa terapi psikoterapi seperti terapi kognitif dan perilaku secara ilmiah terbukti juga dapat membantu mengatasi gangguan cemas dan depresi seperti relaksasi, meditasi, bertemu dengan teman, dan berolahraga,”
Dengan pertimbangan hal–hal tersebut diatas dan dengan melihat kebutuhan kemampuan penyedia layanan, sangat diperlukan peningkatan kapasitan bagi tenaga kesehatan jiwa melalui pelatihan, workshop, seminar atau kegiatan ilmiah lainnya.  Hal inilah yang kemudian menjadikan dasar dan pertimbangan penyelenggaraan seminar kesehatan jiwa yang mengambil tema “Up Date Anxiety disorder : Deteksi Dini dan Penatalaksanaannya”  oleh PPNI Komisariat  RSJ Grhasia DIY.




B.     TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar ini diharapkan meningkatkan pengetahuan peserta seminar terkait deteksi dini gangguan cemas dan penatalaksanaannya.
2.    Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai :
a.    Konsep gangguan cemas dan penanganannya penanganannya : farmakoterapi dan non farmakoterapi
b.    Perawatan gangguan cemas di rumah dan rumah sakit
c.    Critical point penanganan gangguan cemas
d.    Psikoterapi  gangguan cemas terbaru

C.     SASARAN
 Sasaran Seminar “ Up Date Anxiety disorder : Deteksi Dini dan Penatalaksanaannya” ini adalah:
1.      Perawat dan dokter RSJ Grhasia DIY
2.      Praktisi/Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit/Puskesmas
3.      Mahasiswa Kesehatan
4.      Masyarakat umum

D.     WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan Seminar “Up Date Anxiety disorder : Deteksi Dini dan Penatalaksanaannya”  ini akan dilaksanakan pada :
         Hari/tanggal  : Sabtu,  05 maret 2016
         Waktu            : 07.30-13.00 WIB
         Tempat          : Grha Ganesa Gedung Diklat Lt.1 RSJ Grhasia DIY

E.      NARA SUMBER       
1.    dr. Wikan Ardiningrum M.Sc., Sp.KJ (RSJ Grhasia DIY)          
Materi: Konsep gangguan cemas, deteksi dini dan penanganannya : Farmakoterapi dan Non Farmakoterapi.
2.    Sutejo, S.Kep. Ns. M.Kep. Sp Jiwa
Materi:  Up date psikoterapi gangguan cemas



F.      SUSUNAN ACARA

SUSUNAN ACARA SEMINAR KEPERAWATAN
“ UP DATE ANXIETY DISORDER : DETEKSI DINI DAN PENATALAKSANAANNYA”

Waktu
Acara

Penanggung jawab
08.00 – 08.30
Registrasi peserta

Panitia
08.30 – 09.00
Pembukaan
1. Indonesia Raya
2. Mars RSJ Grhasia
3. Mars PPNI
(oleh “Grhasia Nursing Choir”)

Pembawa Acara
09.00 – 09.15

Laporan ketua panitia
Ketua Panitia
Sambutan Direktur RSJ. Grhasia DIY, sekaligus membuka acara

Sie. Acara
09.15 – 10.15
Materi I :
dr. Wikan Ardiningrum M.Sc., Sp.KJ
Materi: Konsep  gangguan cemas, deteksi dan penanganannya : Farmakoterapi dan Non Farmakoterapi

Moderator dan Notulen :
Sie Ilmiah
10.15– 11.15
Materi II :
 Sutejo, S.Kep. Ns. M.Kep. Sp Jiwa
Materi:  Up date psikoterapi gangguan cemas
Moderator & Notulen :
Sie Ilmiah
11.15 – 12.15
Diskusi
Moderator & Notulen : Sie. Ilmiah
12.15 – 13.00
Pembagian doorprize dan Penutup
Sie Acara

 A.     FASILITAS SEMINAR
1.   Seminar kit
2.   Snack dan satu kali makan siang
3.   Sertifikat akreditasi PPNI  DIY 1 Skp
4.   Hiburan
5.   Doorprice

Baca Selengkapnya ...
Sunday 10 January 2016

STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN

Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
 Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
 Lingkup Standar Praktik Keperawatan Indonesia meliputi :
 1. Standar Praktik Professional
   a. Standar I Pengkajian
   b. Standar II Diagnosa Keperawatan
   c. Standar III Perencanaan
   d. Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Impelementasi)
   e. Standar V Evaluasi
 2. Standar Kinerja Professional
   a. Standar I Jaminan Mutu
   b. Standar II Pendidikan
   c. Standar III Penilaian Kerja
   d. Standar IV Kesejawatan (collegial)
   e. Standar V Etik
   f. Standar VI Kolaborasi
   g. Standar VII Riset
   h. standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber
 Detail mengenai standar praktek bisa di download di sini
Baca Selengkapnya ...
Wednesday 16 December 2015

SIM ONLINE PPNI




Keanggotaan Kami








MEKANISME PENDAFTARAN ANGGOTA

Pendaftaran anggota dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu
a.    Pendaftaran secara individu melalui portal SIM Keanggotaan online
b.    Pendaftaran anggota melalui komisariat terkait

Secara mendasar, walaupun anggota melakukan pedaftaran secara online di portal simk , tetapi sebenarnya anggota melakukan pendaftaran di wilayah/kabupaten tempat kerja / tempat tinggalnya.

1. Pendaftaran secara individu dilakukan dengan tahapan berikut :
a. Calon anggota membuka http://simk.inna-ppni.or.id
b. Calon anggota selanjutnya dapat membuka menu pendaftaran anggota
c. Lalu akan muncul form yang dapat diisi sesuai dengan data calon anggota

2. Setelah calon anggota mendaftar, maka selanjutnya calon anggota melakukan pembayaran iuran keanggotaan kepada pengurus komisariat/kabupaten kota

3. Selanjutnya, pengurus kabupaten kota WAJIB menyetorkan pembayaran iuran keanggotaan ke pengurus PPNI Propinsi dan pengurus PPNI Pusat

4. Pengurus kabupaten kota wajib mengirimkan bukti penyetoran iuran keanggotaan anggotanya ke pengurus  PPNI Propinsi dan Pengurus PPNIPusat sebagai dasar Pengurus PPNI propinsi dan PPNI Pusat melakukan verifikasi iuran keanggotaan.

5. Bila PPNI pusat sudah menerima bukti setoran atas iuran keanggotaan dari pengurus PPNI kabupaten, maka bagian SIM Keanggotaan PPNI akan melakukan verifikasi data dan secara komputerisasi, no keanggotaan akan muncul.

6. Bila no keanggotaan telah didapat, calon anggota sudah secara resmi menjadi anggota PPNI

7. Anggota dapat menggunakan no anggota untuk melakukan Log in dengan password standar yang diberikan oleh system

8. Setelah Login, anggota dapat merubah passwordnya.

9. Selanjutnya anggota juga bisa mengecek berapa jumlah SKP yang telah diperolehnya.

10. Anggota dapat melihat informasi detail mengenai :
a. Berita/ News tentang keprofesian
b. Informasi kegiatan ilmiah
c. Informasi lowongan kerja
d. Daftar anggota PPNI di komisariatnya
Baca Selengkapnya ...
Sunday 13 December 2015

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

Trend dan isue keperawatan
Definisi Trend & Issue
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.
Definisi issue
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) Upaya menghadapi Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang rofesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .
1. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
1. Masalah
a. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
b. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
d. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan
2. Penemuan Teknologi Terbaru
a. alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal)
2. Trend dan issue dalam keperawatan anak (senam otak)
Beberapa riset menunjukkan bahwa keberuntungan dan peluang bermula dari cara berpikir seseorang yang menentukan pola tindakannya, Banyak orang sukses di Indonesia dan negara Timur lainnya, menggunakan intuisi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di pihak lain, orang yang juga sukses di Barat justru lebih banyak menggunakan rasionya. Berarti kesuksesan akan lebih mudah diperoleh bila kita mampu menggunakan intuisi (otak kanan) dan rasio (otak kiri). Sayangnya, menurut riset yang pernah dilaporkan, hanya 3% penduduk dunia yang menggunakan otaknya secara seimbang (Olivia F, 2008)
Berikut adalah cara melatih agar otak kiri dan otak kanan anak berkembang sama baiknya dan menjadi seimbang. Seimbang antara kecerdasan emosional (EQ) dan Intelektual (IQ) sehingga munculah kecedasan spritual (SQ) yang baik juga. Latihan yang bisa dilakukan adalah :
1. Tangan kanan menepuk-nepuk kepala, tangan kiri melakukan gerakan memutar di atas perut. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.
2. Kepalkan tangan kanan dan lakukan gerakan seperti menumbuk pada paha kanan, sementara tangan kiri melakukan mengelus paha kiri. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.
3. Trend dan issue dalam keperawatan dewasa (palliative dan hospice care)
Hospice adalah suatu sistem asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sakit kronis atau terminal bersama keluarganya. Sistem ini khusus didesign untuk memenuhi tujuan perawatan yang berpusat pada keluarga dan dapat melibatkan perawatan dirumah. Perawatan pada unit day care dan tempat hospice yang sebenarnya (unit perawatan terminal).
Hospice care telah mengembangkan filosofi yang menyatakan bahwakematian adalah sebuah proses alami yang tidak boleh dipercepat atau ditunda dan bahwa orang tersebut harus tetap dalam keadaan nyaman.
Hospice care adalah:
§ Perawatan yang diberikan pada orang-oranng penderita penyakit terminal yang harapan hidupnya enam bulan atau kurang.
§ Jika diperlukan,melibatkan perawatan fisik langsung. Bersifat mendukung keluerga pasien.
§ Diberikan difasilitasi khusus hospic, di fasilitasi peerawatan lain di rumah. Lebih banyak dilakukan oleh asisten perawatan rumah atau asisten keperawatan dibawah arahan pemberi asuhan kesehatan profesional.
§ Dilakukan konseling kehilangan untuk membantu orang-orang yang masih hidup agar menerima kematian orang yang dicintainya.
§ Sebuah program di mana sukarelawan memainkan peran penting, melakukan kunjungan pribadi yang teratur ke pasien dan keluarga.
Hospice care diberikan oleh tim yang bekerja sama dengan Penderit penyakit terminal dan keluarganya. Tim tersebut biasanya terdiri dari dokter, perawat profesional, asisten keperawatan, dan profesional lain seperti pekerja sosial dan pemuka agama jika dibutuhkan dan diinginkan.
Tujuan hospice care antara lain:
1. Pengendalian nyeri sehingga individudapat tetap berpartisipasi aktif dalam hidup sampai ia meninggal.
2. Mengkoordinasikan layanan dukungan psikologis, spiritual dan sosial untuk pasien dan keluarga.
3. Mengadakan konseling hukumdan finansial untuk pasien dan keluarga.
Karena hospice care bersifat filosofi, hal tersebut menjadi bagian dari panduan tindakan perawat ketika merawat orang yang berpenyakit terminal. Perawatan ini diberikan sebagai mana perawat memberikan perawatan yang biasa. Tetapi ada beberapa hal yang harus diingat:
o Melaporkan nyeri dengan segera dan memberi perhatian ketat untuk tindakan yang memberi rasa nyaman.
o Menganjurkan orang tersebut untuk melakukan sendiri perawatan diri sebanyak mungkin.
o Siap sedia untuk mendengarkan. Habiskan waktu bersama pasien sebanyak mungkin dan sebanyak yang di iginkannya.
o Mengenal keluarga dan mendukungnya.
o Memberi perawatan yang sama dengan yang akan diberikan jika diagnosa terminal belum di putuskan.
o Melakukan semua aktivitas dengan hormat dan menghargai.
perawatan paliatif adalah perawatan yang di lakukan secara aktif pada penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminalakibat penyakit yang di deritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang di sebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya.
Menurut WHO pada 2005 perawatan palliative adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengancara merigankan rasa nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa di tegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/ berduka.
Lebih lanjut, organisasi kesehatan dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan palliative berpijak pada pola dasar berikut ini:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pad keluarga.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup penderita kanker pada stadium terminal. Upayanya dengan pencegahan, deteksi dini, serta mengatasi gejala dan masalah psikososial
4. Trend dan issue dalam keperawatan jiwa (psikososial)
Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onsetterjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan jiwaterjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena masalahsebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalahkesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalamkandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang.Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi
2) Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderitasakit jiwa di provinsi lain dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat.Penderita tidak lagi didominasi masyarakat kelas bawah, kalangan pejabat danmasyarakat lapisan menengah ke atas juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif.Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJmenunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia.
3) Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa
Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yangsangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental.
4) Kecenderungan situasi di era globalisasi
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas sebagai ciriglobalisasi, akan berdampak pada semua faktor termasuk kesehatan. Perawat dituntutmampu memberikan askep yang profesional dan dapat mempertanggung jawabkansecara ilmiah. Perawat dituntut senantiasa mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa dalam era globalharus membekali diri dengan bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan pemanfaatan teknologi komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.
5) Perubahan Orientasi Sehat
Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pelayanan kesehatan termasuk keperawatan adalah tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan.(persaingan kualitas).tenaga kesehatan(perawat “jiwa”) harusmempunyai standar global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika tidak ingin ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator kesehatan jiwa di masa mendatang bukan lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa. melainkan berorientasi pada konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan kualitas hidup. Jadi konsepkesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social Paradigma sehat Depkes, lebih menekankanupaya proaktif untuk pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upayakesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base menjad community base.Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
a) Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg diperalatoleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang diperalat/ memperalatdiri sendiri, dimana manusia itu menjadi pusat dari semua aktivitas ekonomimaupun politik diturunkan pada tujuan perkembangan diri manusia.
b) Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya, merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni dan perilaku normatif kolektif.
c) Masyarakat terhindar dari sifat-sifat rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan,narsisme, tidak mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material tanpa batas.
d) Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam dimensi-dimensiyang dapat dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan bertanggung jawabdalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan struktur masyarakat sehat,kuncinya : Setiap orang harus meningkatkan kualitas hidup yang dapat menjaminterciptanya kondisi sehat yang sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung padaorang lain merupakan orientasi paradigma kesehatan jiwa
6) Kecenderungan Penyakit
Masalah kesehatan jiwa akan menjadi “The global burdan of disease“ (Michard &Chaterina, 1999). Hal ini akan menjadi tantangan bagi ”Public Health Policy” yang secara tradisional memberi perhatian yang lebih pada penyakit infeksi. Standar pengukuran untuk kebutuhan kesehatan global secara tradisional adalah angka kematian akibat penyakit. Ini telah menyebabkan gangguan jiwa seolah-olah bukan masalah. Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty Adjusted Lfe Year)diketahuilah bahwa gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan utama secara internasional. Perubahan sosial ekonomi yang amat cepat dan situasi sosial politik yang tidak menentu menyebabkan semakin tigginya angka pengangguran, kemiskinan, dankejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan jiwadalam kehidupan manusia ( Antai Otong, 1994).
7) Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yangumum di alami manusia dlm kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Merekamenjdi manusia yang invalid dlam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjaditidak produktif. Trauma bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual,trauma muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.
8) Meningkatnya Masalah Psikososial
Lingkup masalah kesehatan jiwa, sangat luas dan kompeks juga saling berhubungandengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada undang-undang Nomor 23Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa (psychitri), secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi :
i. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas, hidupyaitu masalah kejiwaan yang berkait dengan makna dan nilai-nilai kehidupanmanusia, misalnya:
• Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan lifecycle kehidupan manusia,mulai dari persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja,dewasa, usia lanjut.
• Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan disabilitas.
• Pemukiman yang sehat.
• Pemindahan tempat tinggal
Baca Selengkapnya ...
Thursday 10 December 2015

Try Out Uji Kompetensi Perawat Januari Tahun 2016


Try Out Uji Kompetensi Perawat Januari Tahun 2016


Kepada Yth,
Pimpinan Institusi PT Keperawatan
Seluruh Indonesia
Di Tempat
Sesuai dengan pasal 16 UU No. 38 tahun 2014, mahasiswa keperawatan pada akhir proses pendidikannya harus mengikuti Uji Kompetensi Nasional. Salah satu komponen penting yang sangat diperlukan dalam kegiatan tersebut adalah soal yang berkualitas baik. Salah satu proses yang harus dilalui adalah uji validitas dan realibitas setelah melalui proses pengembangan soal secara terstruktur dan terukur sesuai dengan kaidah pengembangan soal sebagai alat uji. Untuk itu maka perlu dilaksanakan try out bagi para calon lulusan ners.
Tujuan try out uji kompetensi:
Pertama, sebagai alat benchmarking institusi pendidikan ners Indonesia dimana hasil Try Out uji kompetensi yang berskala nasional dapat digunakan untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari setiap institusi peserta.
Kedua, hasil try out dapat digunakan oleh institusi dan individu sebagai alat potret awal atau prediksi yang kuat tentang kemampuannya dalam mengikuti Uji Kompetensi Nasional, untuk menyusun strategi belajar yang lebih terarah dan spesifik.
Ketiga, menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian sehingga mahasiswa memiliki kepercayaan diri yang lebih baik saat uji kompetensi yang sesungguhnya.
Saat ini, AIPNI turut bertanggungjawab atas terbangunnya sistem uji yang credible. Untuk tujuan tersebut AIPNI menyelenggaraan try out uji kompetensi secara mandiri. Try Out ini juga merupakan alat pembinaan anggota AIPNI dalam meningkatkan persentasi kelulusan dan tidak ada unsur paksaan. Sesuai jadwal yang disepakati di lembaga Pengembangan Uji Kompetensi (LPUK) , maka try out uji kompetensi Ners ke X akan dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Januari 2016. Terkait hal tersebut, kami mengundang peserta didik (calon lulusan ners) dari institusi saudara untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Adapun ketentuan yang harus menjadi perhatian Saudara sebagai syarat pendaftaran sebagaimana terlampir.
Try Out Uji Kompetensi Perawat X
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.
Ketua AIPNI
Dr. Muhammad Hadi, SKM., M.Kep

Diposkan pada
Baca Selengkapnya ...